Menurut data statistik, angka populasi entreprenuer di Indonesia hanya 0,18 %
dari total penduduk, atau hanya sekitar 400,000 orang. Sebuah jumlah yang
terlalu sedikit untuk sebuah negara dengan penduduk lebih dari 200 juta jiwa. Berdasarkan
teori yang banyak diyakini, dibutuhkan 2% pengusaha dari jumlah penduduk yang
ada, untuk menjadi negara maju.
Tidak heran jika sebagian besar lulusan Perguruan
tinggi cenderung sebagai pencari kerja (job seeker) daripada
pencipta lapangan kerja (job creator). Hal tersebut kemungkinan
dikarenakan oleh sistem pembelajaran masih terfokus pada bagaimana menyiapkan
mahasiswa yang cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan, bukan terfokus pada
mahasiswa sebagai mencipta lapangan pekerjaan.
Salah satu
hal yang dapat diusahakan untuk meningkatkan angka populasi enterpreneur yaitu dengan cara
menumbuhkan jiwa entrepreneurship mulai dari kehidupan di kampus.
sehingga para penerus muda bangsa ini dapat lebih kreatif untuk menciptakan
sebuah lapangan pekerjaan yang bermanfaat bagi dirinya sendiri bahkan orang
lain.
Memulai suatu usaha kecil dengan berdagang di
kampus merupakan penanaman jiwa entrepreneur yang mulai banyak merambak
mahasiswa saat ini, walaupun mereka hanya bertujuan untuk mendapatkan uang
tambahan jajan yang berasal dari usaha kecilnya itu, namun banyak pula usaha
kecil tersebut menjadi usaha yang besar karena kerja keras dan kemampuan mereka
untuk terus berinovasi.
Kendala
yang banyak ditemui oleh beberapa mahasiswa adalah waktu dan dana yang sangat
terbatas, dibalik hal itu juga banyak perguruan tinggi pada saat ini yang
menambah mata kuliah kewirausahaan sebagai tolak ukur untuk mengembangkan
potensi mahasiswanya menjadi jiwa entrepreneurship. Dari sini mungkin ada titik
terang bagi mahasiswa maupun mahasiswi yang memiliki keinginan
berwirausaha, mereka memiliki bekal yang cukup untuk memulai
menjadi Entrepreneurship.
Di
Indonesia, usaha-usaha untuk menanamkan jiwa dan semangat kewirausahaan
diperguruan tinggi terus digalakan dan ditingkatkan, tentunya dengan berbagai metode
dan strategi yang membuat mahasiswa tertarik untuk berwirausaha. Salah satunya
adalah dengan adanya Pengembangan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). Program
kewirausahaan ini digagas oleh pendidikan tinggi (Dikti) melalui Direktur
Kelembagaan Ditjen Dikti. Dimana implementasi dari program ini adalah Dikti
memberikan alokasi dana (modal) dalam bentuk subsidi untuk mahasiswa yang
mempunyai usaha atau rencana usaha.
Sayangnya
di Indonesia baru beberapa perguruan tinggi yang peduli dengan pentingnya kewirausahaan
dikampus, padahal untuk merubah mindset masyarakat dari
pencari kerja (job seeker) menjadi
pencipta lapangan kerja (job creator)
membutuhkan usaha keras dan kerja cerdas dari semua elemen bangsa terutama dari
kampus. Hal ini merupakan sesuatu hal yang wajar jika sampai saat ini tujuan
kuliah dari sebagian besar generasi muda hanya untuk menjadi pekerja (job
seeker) pada sebuah perusahaan (company).
Menjadi
jiwa entrepreneurship bukanlah hal yang sangat mudah, sangat dibutuhkan
kreatifitas untuk membuat produk yang berkualitas dan berguna bagi orang lain. Kesuksesan
bisa kita raih saat ini, jika kita mempunyai keinginan dan tekat yang kuat. Jika
bukan mulai saat ini, kapan lagi kita akan melangkah menyongsong masa depan?
Inilah saatnya bagi mahasiswa menunjukkan perannya sebagai agent of change.
“Jika hari ini
gagal, belum tentu besok kita kan mengalami kegagalan. Bila hari ini sukses
belum tentu besok akan bisa sukses”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar